Tampilkan postingan dengan label Alutsista. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Alutsista. Tampilkan semua postingan

Senin, 27 Januari 2020

PERTARUHAN MARWAH PERTAHANAN INDONESIA


Gambar terkait

Kunjungan Menhan Prabowo Subianto ke Perancis barusan membuat gegap gempita pemberitaan
media nasional dan internasional. 48 jet tempur Rafale, 4 kapal selam Kelas Scorpene, 2 korvet Gowind. Sempat melambung antara angan-angan dan kenyataan, begitu menggerunkan headlinenya. Tetapi kemudian kita harus berhitung cermat dan cerdas.

Mengapa begitu, karena soal jet tempur Sukhoi Su-35 saja belum ada perkembangannya alias jalan ditempat. Proses pengadaan 32 jet tempur F-16 Viper belum kelar juga. Lalu kabar proyek transfer teknologi kapal selam Nagapasa Class jilid dua dengan Korsel diganggu desas desus, termasuk proyek pengembangan jet tempur IFX. Terus gimana dong.

Kita saat ini sudah berada di MEF (Minimum Essential Force) jilid 3 (2020-2024). Pertaruhan marwahnya disini. Kalau program sesuai target, nilainya biasa saja. Tapi dengan perkembangan kawasan yang gampang demam, mudah naik tensi, maka harus ada percepatan hasil melebihi target MEF 3.

Maka percepatlah pengadaan 32 jet tempur F-16 Viper, 6 C-130J Super Hercules, 2 kapal perang Kelas Iver, 2 kapal perang PKR 10514 batch 2. Datangkan segera Sukhoi Su-35, tank amfibi BMP-3F dan panser amfibi BT-3F. Ini kan sudah jelas riwayat prosesnya.


Berdasarkan list belanja banyak yang mau datang. Ada satuan peluru kendali darat ke udara jarak menengah Nassam 2 untuk pertahanan Ibukota dan Natuna. Ada Astros Mk.6 batch 2, ada Oerlikon Skyshield, ada sejumlah radar untuk menutup blankspot. Penyelesaian pembangunan 3 KCR (Kapal Cepat Rudal), 3 LST, 1 kapal LPD rumah sakit, 6 KPC (Kapal Patroli Cepat), 11 helikopter AKS AS565 MBe Panther, 9 helikopter Bell 412 EPI, 9 helikopter Caracal dan lain-lain. Banyak sih kalau mau didetailkan.

Yang spektakuler nanti adalah bakal hadirnya 2 kapal perang terbesar yang dimiliki Indonesia dari Kelas Iver buatan Denmark. Termasuk tambahan kapal selam Scorpene selain lanjutan pembuatan 3 kapal selam Nagapasa Class. Bakal rame dah. Semua sibuk dapat proyek gede-gede. Industri pertahanan nasional baik BUMN dan Swasta sedang berbunga dan berbuah indah.

Ada juga proyek pengembangan UAV /UCAV yang akan menjadi primadona manajemen pertempuran masa depan. Sudah disiapkan roadmapnya. Terbunuhnya jenderal garda revolusi Iran di Baghdad beberapa waktu lalu adalah bukti kecanggihan UAV/ UCAV.

MEF jilid 3 ini adalah finalisasi keseluruhan program modernisasi militer Indonesia yang dimulai sejak jaman SBY jilid 2. Namun bukan berarti semua akan berakhir di MEF jilid 3. Ke depan after MEF 3 program penguatan militer kita akan terus berjalan.

Tanda-tanda penambahan anggaran pertahanan makin jelas. Meski untuk tahun ini sudah ditetapkan pagu anggaran sebesar 131 T. Sangat terbuka ada dana on call sebagaimana disampaikan Menkeu. Prediksi jumlah dana on call yang disiapkan ada di kisaran 30-36 Trilyun.


Lima tahun ke depan ini adalah kesibukan Kemenhan yang luar biasa. Beruntunglah kita karena Kementerian ini dinakhodai oleh orang yang cerdas, pintar dan bergerak cepat. Lima tahun ini waktu yang pendek karena kita akan menghadirkan sejumlah alutsista strategis beraneka ragam.

Presiden Jokowi sangat percaya dengan kemampuan Menhan Prabowo dan berharap anggaran Kemenhan bisa dipergunakan tepat guna dan tidak di mark up. Sebuah sindiran dan boleh jadi sebuah teguran untuk Kemenhan.

Anggaran Kemenhan saat ini baru ada di 0,8% dari PDB kita. Jika angka itu ada di 1% saja dari PDB, artinya jumlah nominal duitnya ada di rentang 200 Trilyun. Sebuah jumlah yang biasa-biasa saja karena kita sedang membangun investasi bidang pertahanan. Kita meyakini jumlah 200 Trilyun itu akan dicapai pada tahun 2022 mendatang.

Investasi pertahanan dengan nilai terbesar adalah rukun marwah fardhu kifayah yang harus dilaksanakan pemerintah dan parlemen. Kalau tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dosanya ditanggung seluruh komponen negara. Wujudnya kita dipermalukan soal teritori atau bahkan terjadi aneksasi terhadap bagian tertentu teritori kita. Di Natuna barusan, kita sudah "ngamuk" sementara kapal-kapal CCG masih menari dan bergoyang di ZEE kita. Mereka keluar ZEE kita karena sudah kenyang dan penuh kapal-kapal nelayannya.

Bergegaslah, jangan kelamaan mikir. Datangkan alutsista canggih, kembangkan industri pertahanan, lanjutkan proyek jet tempur IFX, lanjutkan Nagapasa Class. Percepat produksi tank Harimau, roket RHan. Lanjutkan produksi panser Anoa. Sekali lagi MEF 3 adalah pertaruhan marwah pertahanan kita.
( Di Kutip Dari Berbagai Sumber )

Minggu, 26 Januari 2020

TEMPEST, JET TEMPUR GEN 6 INGGRIS SIAP GUNCANG DUNIA


LONDON - Tempest, pesawat jet tempur siluman yang akan dibuat Inggris, dirancang untuk dapat terbang dengan kecepatan lebih dari 4.000 mph dan dikendalikan oleh helm realitas virtual.




Pesawat tempur yang akan dibanderol 100 juta poundsterling (Rp1,7 triliun) per unit ini akan menggantikan jet tempur Typhoon Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF). Tempest direncanakan mulai beroperasi pada tahun 2035.

Menurut laporan Daily Star, Senin (20/1/2020), Tempest akan tergolong sebagai pesawat hipersonik. Artinya, pesawat akan dapat terbang lebih dari Mach 5 atau tiga kali lebih cepat dari pesawat tempur pada umumnya.
Perusahaan-perusahaan pertahanan di belakang proyek Tempest—BAE Systems, Rolls-Royce, Angkatan Bersenjata Inggris dan MBDA Leonardo—dijadwalkan akan mengajukan proposal lebih lanjut kepada para menteri terkait pada akhir tahun 2020.

"Kami melihat apa yang kami sebut kokpit yang dapat dikenakan," kata teknisi utama BAE Systems, Jean Page kepada surat kabar berbasis Inggris tersebut.
Anda menghapus banyak elemen fisik kokpit, dan menggantinya dengan tampilan virtual, diproyeksikan melalui helm," ujarnya.


Tempest direncanakan sebagai pesawat tempur generasi keenam—yang dapat terbang tanpa awak, memiliki persenjataan berteknologi tinggi dan mengendalikan banyak drone—dimaksudkan untuk menggantikan jet tempur Typhoon generasi keempat dan melengkapi jet tempur siluman F-35 generasi kelima yang saat ini memasuki layanan militer Inggris.

Sebelumnya dilaporkan oleh This is Money bahwa perusahaan-perusahaan pertahanan yang bekerja di proyek Tempest akan merekrut 1.500 pekerja pada tahun ini.
Kementerian Pertahanan Inggris membenarkan laporan tersebut. Menurut kementerian itu, Tempest akan meningkatkan jumlah orang yang bekerja di proyek tersebut dari 1.000 orang menjadi 2.500 orang.


Pesawat tempur ini sedang dikembangkan bersama oleh Inggris, Italia dan Swedia, dengan BAE dan RAF memimpin proyek. Rolls-Royce diatur untuk merancang mesin. Sedangkan perusahaan rudal Eropa, MBDA, akan menyumbangkan senjata dan perusahaan Leonardo dari Italia akan mengembangkan sensor dan sistem listrik.
Sebuah prototipe Tempest direncanakan keluar tahun 2025, dan jet tempur akan memasuki layanan militer pada tahun 2035.

Sabtu, 25 Januari 2020

TNI Fokus Jaga Papua: Berpotensi Direbut Australia

TNI Fokus Jaga Papua: Berpotensi Direbut Australia

Hasil gambar untuk gambar latihan tni

Panglima Komando Armada I TNI Laksamana Muda Muhammad Ali mengatakan bahwa Natuna, Ambalat dan Papua adalah titik masalah atau trouble spot wilayah perbatasan yang akan difokuskan. Mengenai Papua, dia menyebut Australia berpotensi merebutnya dari Indonesia.
"Jadi sekarang kita sedang sibuk menghadapi 3 trouble spot. Pertama di Laut Cina selatan atau laut Natuna Utara, Kedua di Papua, dan trouble spot ketiga di Ambalat," kata dia saat menghadiri diskusi di KAHMI Center, Jakarta, Jumat (24/1).
"Untuk Papua kita menjaga dari Australia atau yang berpotensi merebut Papua," tambahnya.
Mengenai Natuna, persoalan di sana berkaitan dengan kapal asing yang kerap mengeksploitasi. Padahal, berdasarkan UNCLOS PBB 1982, perairan Natuna termasuk wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
Termutakhir, ada sejumlah kapal nelayan China yang menangkap di perairan Natuna pada Desember 2019 dan awal Januari lalu. TNI berulang kali mengusir mereka yang dikawal kapal coast guard.
Guna menjaga tiga trouble spot wilayah perbatasan, Ali menyebut TNI sudah membentuk tiga Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan).
Kogabwilhan I berkedudukan di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, Kogabwilhan II di Balikpapan, Kalimantan Timur, dan Kogabwilhan III di Biak, Papua. Semuanya menjaga wilayah yang berbeda-beda.
"Di mana konsentrasi kekuatan laut untuk jaga perairan Indonesia khususnya di perbatasan," kata dia.
Selain itu, Ali menjelaskan bahwa TNI kerap melakukan operasi pertahanan di wilayah perbatasan perairan Indonesia. Ia mencontohkan operasi di perairan Natuna Utara, TNI kerap melakukan pengawasan melalui udara mengawasi wilayah perbatasan perairan Indonesia.
"Apabila ada target kita kirim kapal," kata dia.
Lihat juga: Jokowi Minta TNI-Polri Terdepan Jaga NKRI dan Agenda Besar
Apabila ada kapal coast guard asing, Ali menjelaskan TNI akan lakukan upaya shadowing dan langkah persuasif untuk mengusirnya dari perairan Indonesia. Dengan kata lain, tidak langsung menangkapnya.
"Seperti kemarin kita megusir kapal-kapal ikan China, kemudian berkomunikasi dengan coast guard mereka kita berupaya soft dulu. Kalau mereka soft enggak mau, baru hard power," kata dia.
Konflik kerap terjadi di Papua sejak dulu. Sempat kembali terjadi pada Agustus-September 2019 lalu dalam skala yang cukup besar.


Hasil gambar untuk gambar latihan tentara australia


Bermula dari pernyataan bermuatan rasialisme kepada mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur. Masyarakat Papua lantas meminta aparat menindak tegas oknum rasialis tersebut.
Unjuk rasa dilakukan di berbagai wilayah di Papua dan Papua Barat. Banyak fasilitas umum yang rusak. Aktivitas perekonomian pun lumpuh di sejumlah daerah.
Menko Polhukam kala itu, yakni Wiranto, mengatakan ada negara lain yang berkepentingan dalam kerusuhan di Papua. Dia menyebut nama negara Pasifik, yaitu Vanuatu.
Ihwal Australia, Wiranto tidak mengatakan negara kanguru tersebut berada di belakang kerusuhan Papua.
"Hasil lobi kita Australia, PNG [Papua New Guinea] dan Fiji meneguhkan pengakuan bahwa Papua dan Papua Barat adalah bagian sah dari NKRI," kata Wiranto di Jakarta

Kamis, 29 Desember 2016

Helikopter Us Navy Jatuh Di Galveston Bay

Helikopter militer AH 64 Apache jatuh di Galveston Bay. Sebelum kecelakaan itu terjadi, helikopter terlihat terbang sangat rendah dan seketika meledak di udara sebelum terhempas. Kedua pilot
helikopter nahas tersebut di nyatakan tewas di tempat kejadian.


Helikopter AH 64 Apache yang berbasis di Texas ini sedang melakukan misi latihan rutin , dan sebelum nya helikopter ini tidak mengalami masalah apapun.




Team penyelamat sedang berusaha menemukan pilot di bawah bangkai  helikopter yang terendam air. Penyelidikan resmi akan di lakukan untuk mengetahui penyebab kecelakaan ini..red
Dari Bebagai Sumber